Bitcoin.co.id

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 07 September 2017

Makalah Bimbingan dan Konseling



BIMBINGAN BAGI PESERTA DIDIK DI SMP

Kelompok 5 A
1.      Meidina Rahma              162191003
2.      Rizal Himanullah           162191006
3.      Ibrahim Husein              162191008
4.      Widi Nursopia                162191010
5.      Yusup Sobirin                162191020
6.      Sabit Rusydan                162191023


A.    PENDAHULUAN
     Manusia adalah makhluk tuhan yang paling sempurna. Kesempurnaan manusia tidak dapat dijauhkan dari masalah. Peran manusia sebagai makhluk individu maupun sosial kerap sekali menimbulkan berbagai masalah, baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain.
     Siswa  di sekolah menengah berada pada masa puber atau peralihan. Dimasa itulah siswa sedang mencari-cari jati diri, dan rentan sekali mendapatkan masalah. Egois yang tinggi, mungkin karena sudah merasa dewasa sehingga berfikir dapat mengatasi masalahnya sendiri. Namun, mereka sebenarnya masih membutuhkan bimbingan orang tua, guru, dan masyarakat.
     Kita sebagai calon seorang guru harus mengetahui jenis-jenis masalah yang dihadapi agar kita mendapatkan gambaran secara rinci mengenai berbagai permasalahan siswa usia SMP dengan mengaitkan ciri-ciri perkembangan yang terjadi pada fase remaja awal hingga akhir. Sehingga kita dapat mengetahui apa yang harus kita lakukan nantinya kepada siswa siswi kita.
     Bimbingan dan konseling diharapkan mampu membantu siswa untuk mandiri sehingga dia mampu untuk mengambil keputusan dan enyelesaikan masalahnya sendiri.
B.     PEMBAHASAN
1.      Konsep Dasar
     Dalam perkembangan dan proses kehidupannya, manusia tidak luput dari yang namanya masalah. Baik dari individu itu sendiri maupun kelompok. Masalah yang dihadapi individu sangat memungkinkan selain berpengaruh pada dirinya sendiri juga dapat berpengaruh pada orang lain dan lingkungan sekitar.
     Pada hakekatnya proses pengembangan manusia terjadi untuk mencapai kematangan diri, baik itu kemampuan bersosialisais yang baik, kesusilaan yang tinggi, serta keimanaan dan ketakwaan.
Ketidakmampuan individu untuk mewujudkan perkembangan yang optimal pada keempat dimensi (individualitas, moralitas, sosialitas, regiliusitas) tersebut dikarenakan adanya beragai permasalahan yang dialami selama proses perkembangannya.
     Selain itu, masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Masalah yang tidak segera diselesaikan akan menjadi beban kehidupan dirinya sendirimaupun akan berimbas kepada orang lain. Adapun ada beberapa bentuk masalah yang sering dihadapi oleh siswa SMP diantaranya sebagai berikut:
a.       Masalah terjadi karena adanya kesenjangan harapan dan kenyataan
b.      Masalah timbul karena proses pembelajaran yang keliru
c.       Masalah bersifat individu maupun kelompok
d.      Masalah terjadi karena tindakan yang tidak diinginkan oleh individu maupun orang lain.
2.      Tujuan
Tujuan bimbingan dan konseling sudah bisa diketahui dalam rumusan tentang bimbingan dan konseling. Individu atau siswa yang dibimbing, merupakan individu yang sedang dalam proses perkembangan. Oleh sebab itu, maka tujuan bimbingan dan konseling adalah agar tercapai perkembangan yang optimal pada individu yang dibimbing. Dengan perkataan lain, agar individu (siswa) dapat mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan potensi atau kapasitasnya dan agar individu dapat berkembang sesuai lingkungannya.
Individu yang sedang dalam proses perkembangan apalagi ia adalah seorang siswa, tentu banyak masalah yang dihadapinya baik masalah pribadi, sosial, maupun akademik dan masalah-masalah lainnya. Kenyataan bahwa tidak semua individu (siswa) mampu melihat dan mampu menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapinya serta tidak mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap lingkungannya. Bahkan adakalanya individu tidak mampu menerima dirinya sendiri. Merujuk kepada masalah yang dihadapi individu (siswa), maka tujuan Bimbingan dan Konseling adalah agar individu yang dibimbing memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya dan mampu atau cakap dalam memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Bimbingan dan Konseling berkenaan dengan prilaku, oleh sebab itu tujuan Bimbingan dan Konseling adalah dalam rangka:
a.       Membantu mengembangkan kualitas kepribadian individu yang dibimbing atau yang dikonseling.
b.      Membantu mengembangkan kualitas kesehatan mental klien.
c.       Membantu mengembangkan prilaku-prilaku yang lebih efektif pada diri individu dan lingkungannya.
d.      Membantu klien menanggulangi problema hidup dan kehidupannya secara mandiri.
Menurut Yusuf & Nurihsan (2008) tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah sebagai berikut :
a.       Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
b.      Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
c.       Memliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan memepersiapkan diri menghadapi ujian.
d.      Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
e.       Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian
3.      Jenis Layanan
                        Jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling:
a.       Layanan Orientasi
Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
b.      Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi diri, sosial, belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
c.       Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.
d.      Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler sesuai dengan potensi, bakat, minat erta kondisi pribadinya, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya. Layanan penempatan dan penyaluran berfungsi untuk pengembangan.
e.       Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten merupakan layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan  yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
f.       Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing untuk membahas dan mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan konseling perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
g.      Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, kegiatan belajar, karir/jabatan, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan bimbingan kelompok berfungsi untuk pemahaman dan pengembangan.
h.      Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok merupakan layanan yang memungkinan peserta didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Masalah yang dibahas itu adalah maalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Layanan konseling kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
i.        Layanan Konsultasi
Layanan Konsultasi merupakan layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik. Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai suatu proses penyediaan bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas peserta didik atau sekolah konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada klien, tetapi secara tidak langsung melayani klien melalui bantuan yang diberikan orang lain.
j.        Layanan Mediasi
Layanan mediasi merupakan layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan ataupun perselisihan dan memperbaiki hubungan antar peserta didik dengan konselor sebagai mediator.
4.       Manajemen Bimbingan Dan Konseling Perkembangan Di SMP
     Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin terselenggara, dan terlaksana dengan baik, apabila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan (manajemen) yang bermutu, dlam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. Menurut Stoner (1981) Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, arahan, danpengntrolan upaya atau aktivitas para anggota staf organisasi dengan menggunakan berbagai sumber untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
     Komite Sekolah sebagai refresentasi masyarakat atau stakeholder memerlukan penyadaran dan pemahaman akan keberadaan dan pentingnya layanan bimbingan dan konseling disekolah.
     Penggunaan data di dalam bimbingan konseling akan menjamin setiap peserta didik memperoleh manfaat dari layanan bimbingan dan konseling. Data yang diperoleh dan digunakan perlu diadministrasikan dengan baik dan cermat. Manajemen data dilakuakan secara manual maupun komputer. Pengunaan data peserta didik dan lingkungan sekolah yang tertata dan dikelola dengan baik akan memudahkan kepentingan sekolah dalam memonitor kemajuan peserta didik.
     Rencana Kegiatan diperlukan untuk menjamin peluncuran program bimbingan dan konseling secara efektif dan efesien.Rencana kegiatan merupakan uraian rinci dari program yang menggambarkan struktur isi program, baik kegiatan sekolah maupun luar sekolah untuk mempasilitasi peserta didik.
       Menurut Millner (1986) membuat daftar fungsi para konselor SMP dalam urutan perioritas sebagai berikut :
a.       Mengelola dan mengorganisasi program bimbingan.
b.      Mengevaluasi keberhasilan pelayanan-pelayanan yang diberikan.
c.       Perencanaan Kurikulum : Konselor mengkordinasikan penyesuaian kurikulum akademis dengan kebutuhan khusus peserta didik.
          Menurut Wilgus dan Shelley (1988) dalam mengeksplorasi konselor sekolah menambahkan beberapa tugas sebagai berikut :
a.       Konsultasi Staf, berkonsultasi dengan personalia sekolah tentang keberadaan yang baik dari akademis, sosial atau emosional para pesrta didik.
b.      Perkembangan Staf, memimpin program-program dalam pelayanan untuk pesonalia sekolah.
       Menurut Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN, M.Pd (2016:71) Koordinasi, merupakan proses kepemimpinan yang diperankan konselor dalam membantu pengorganisasian dan pengelolaan program konseling. Aktivitas konselor dalm melaksanakan fungsi koordinasi ini adalah (1) menjalin kerja sama dengan pihak sekolah dan masyarakat, (2) mengorganisasi program mentoring, dan (3) membentuk dan mengarahkan kelompok-kelompok studi peserta didik, dan aktivitas serupa lainnya.

C.     PENUTUP
     Kita sebagai calon seorang guru harus mengetahui jenis-jenis masalah yang dihadapi agar kita mendapatkan gambaran secara rinci mengenai berbagai permasalahan siswa usia SMP dengan mengaitkan ciri-ciri perkembangan yang terjadi pada fase remaja awal hingga akhir. Sehingga kita dapat mengetahui apa yang harus kita lakukan nantinya kepada siswa siswi kita.
     Bimbingan dan konseling diharapkan mampu membantu siswa untuk mandiri sehingga dia mampu untuk mengambil keputusan dan enyelesaikan masalahnya sendiri.
     Selain itu, Manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, arahan, dan pengontrolan upaya atau aktivitas para anggota staf organisasi dengan menggunakan berbagai sumber untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Syamsu. 2016. Konseling Individual Konsep Dasar & Pendekatan. Bandung: PT. Refika Aditama
Yusuf, Syamsu. 2017. Bimbingan & Konseling Perkembangan Suatu Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT. Refika Aditama
Elsa, Hanita. 2015. JENIS-JENIS LAYANAN BIMBINGAN KONSELING.[online]. Tersedia; http://hanitaelsa16.blogspot.co.id/2015/05/jenis-jenis-layanan-bimbingan-konseling_30.htm [26 Agustus 2017]
Hasan, Muhammad. 2012. TUJUAN, Fungsi, DAN MANFAAT BK DI SEKOLAH. [online]. Tersedia; https://kelasabiologysciencecomunity.wordpress.com/2012/06/22/tujuan-fungsi-dan-manfaat-bk-di-sekolah-menengah/ [26 Agustus 2017]
Andini, Meri. 2015. Bimbingan dan Konseling di SLTP dan SLTA. [online]. Tersedia; http://meriandani010515.blogspot.co.id/2015/05/bimbingan-dan-konseling-di-sltp-dan-slta_2.html [27 Agustus 2017]
Khadijah, Khairiyah. 2014. Manajemen BK di SMP. [online]. Tersedia; http://khairiyahkhadijah.blogspot.co.id/2014/10/manajemen-bk-di-smp.html [27 Agustus 2017]
Pangesti, Dinda. 2014. TUGAS MANAJEMEN BK DI SEKOLAH "PROGRAM BK DI SLTP DAN IMPLIKASI PENGEMBANGANNYA". [online]. Tersedia; http://www.academia.edu/8353078/TUGAS_MANAJEMEN_BK_DI_SEKOLAH_PROGRAM_BK_DI_SLTP_DAN_IMPLIKASI_PENGEMBANGANNYA_  [27 Agustus 2017]






Makalah Atletik



MAKALAH
CABANG OLAHRAGA TOLAK PELURU
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Atletik


Disusun Oleh:
Kelompok 5

1.      Lasrti Lestari Pebrianti                         162191021
2.      Sabit Rusydan                                        162191023
3.      Firmansyah                                             162191025
4.      Reza Yuliansyah                                     162191026
5.      Razu Pamungkas                                   162191027
Kelas : 1-A

PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2017



Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis Cabang Olahraga Tolak Peluru.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas athletik. Makalah yang kami buat berisikan tentang cara melakukan tolakan peluru dalam cabang olahraga tolak peluru.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinga makalah ini dapat diselesaikan. Dan tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Deni Setiwan, S.Pd.,M.Pd. yang telah membimbing kami khususnya dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Dalam penyusunan karya tulis, kami berharap semoga karya tulis inidapat bermanfaat khususnya bagi kami umumnya kepada pembaca. Oleh karena itu, kami meminta saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan selanjutnya.

Tasukmalaya,      Maret 2017



  Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Cabang olahraga athletik merupakan cabang olah raga yang tidak menggunakan taktik atau strategi berkerjasama untuk mencapai suatu tujuan,  karena cabang olahraga athletik itu olahraga individualis. Cabang olahraga athletik juga bisa di katakan ibu dari sebagian cabang olahraga lainnya. Gerakan-gerakan yang ada dalam athletik, seperti: jalan, lari, lompat dan lempar dimiliki oleh sebagian besar cabang olahraga, sehingga tak heran jika pemerintah mengkategorikan cabang olahraga atletik sebagai salah satu mata pelajaran pendidikan jasmani yang wajib diberikan kepada para siswa.
Tolak Peluru merupakan salah satu cabang olahraga atletik. Olahraga  atletik memang terdiri dari nomor lari, lompat dan lempar. Nomor lempar terdiri dari empat macam yaitu : tolak peluru, lempar lembing, lempar cakram, dan lontar martil Dalam salah satu nomor lempar itulah terdapat cabang olahraga tolak peluru. Karena berada dibawah cabang olahraga atletik, maka induk organisasi olahraga tolak peluru dibawah IAAF yaitu International Amateur Atlhetic Federation (Induk Organisasi Atletik Internasional). Atletik merupakan unsur olahraga terpenting pada suatu penyelenggaraan olimpiade. Hal ini dikarenakan pengembangan dan peningkatan prestasi olahraga lain dapat dicapai melalui latihan nomor-nomor atletik, khususnya dalam peningkatan kondisi fisik.
Salah satu nomor pada cabang atletik yaitu tolak peluru. Faktor tersebut ada yang bersifat internal misalnya ; bakat, emosi, suasana hati, motivasi dan lain-lain. Sedangkan faktor yang bersifat eksternal diantaranya ; faktor pelatih, sarana dan prasarana, lingkungan dan sosial budaya. Prestasi pada nomor atletik dapat dicapai melalui latihan yang khusus dan teratur dalam jangka waktu yang relatif lama. Potensi yang cocok dengan cabang olahraga yang ditekuninya seperti keadaan fisik, penguasaan teknik dan persyaratan lainnya semestinya dimiliki oleh seorang athlet.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud tolak peluru?
2.      Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan pada cabang olahraga tolak peluru?
3.      Bagaimana tahapan cara melakukan tolak peluru yang benar?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui yang dimaksud dengan cabang olahraga tolak peluru.
2.      Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan pada cabang olahrga tolak peluru.
3.      Memahami tahapan cara melakukan tolak peluru yang benar.

D.    Manfaat
“Untuk mempermudah pembaca dalam memahami salah satu nomor cabang olahraga athletik yaitu tolak peluru”.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Tolak Peluru
Menurut Setiawan (2016:28) Tolak Peluru merupakan nomor lempar yang terbagi atas 2 teknik yaitu gaya linear dan gaya rotasi. Pada dasrnya dua gaya ini sama-sama ingin menghasilkan tolakan yang jauh, tetapi yang membedakan hanya pada pola gerakan langkah kaki.
Menurut Purnama (2015) Tolak Peluru adalah suatu gerakan menolak atau mendorong suatu lat bundar (peluru) dengan berat tertentu yang terbuat dari logam, yang dilakukan dari baru dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Berat peluru yang digunakan perlombaan adalah 7,25 kg (putra) dan 4 kg (putri)

B.     Hal-Hal  yang Perlu Diperhatikan
1.      Ketentuan Diskualifikasi
a.       Menyentuh balok batas sebelah atas
b.       Menyentuh tanah di luar lingkaran
c.        Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah
d.       Dipanggil selama 3 menit belum menolak
e.        Peluru berada di belakang kepala
f.        Peluru jatuh di luar sektor lingkaran
g.        Menginjak garis lingkar lapangan
h.       Keluar lewat depan garis lingkar
i.         Keluar lingkaran sebelum peluru menyentuh lantai
j.         Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan
k.       Menggunakan Doping

2.      Hal Yang Disarankan
a.       Bawalah tungkai kiri merendah
b.       Dapatkan keseimbangan gerak dari kedua tungkai, dengan tungkai kiri memimpin di belakang
c.        Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak
d.       Hasilkan rangkaian pada tungkai kiri
e.        Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran
f.        Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin
g.        Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan
h.       Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
3.      Hal yang harus dihindari
a.       Tidak memiliki keseimbangan dalam sikap permainan
b.       Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan
c.        Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran
d.       Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan
e.        Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang
f.        Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping
g.        Terlalu awal membuka badan
h.       Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke depan
4.      Peralatan
a.       Rol Meter
b.       Bendera Kecil
c.        Kapur / Tali Rafia
d.       Peluru, yaitu :
1)       Untuk senior putra    = 7.257 kg
2)       Untuk senior putri     = 4 kg
3)       Untuk junior putra    = 5 kg
4)       Untuk junior putri     = 3 kg
5.      Lapangan Tolak Peluru
a.       Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen, aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar antara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.
b.       Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu.
c.        Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih.
d.       Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh.
e.        Lebar balok 11,2–30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.

C.    Tahapan Cara Melakukan Tolak Peluru yang Benar
Adapun yang harus diketahui pula beberapa unsur yang berpengaruh terhadap teknik dan prestasi dalam nomor lempar. Adapun unsur-unsur pada cabang olahraga tolak peluru, yaitu kekuatan (strenght), daya ledak (explosive power), kecepatan (speed), kelentukan atau kelenturan (flexibility - suplennes), kelincahan atau gesit (mobility), ketangkasan (agility), koordinasi, relaxation (relaksasi), balance (keseimbangan).
Tahapan-tahapan cara melakukan tolak peluru, diantara lain :
1.      Tahap Persiapan
a.       Cara Memegang Peluru
Gunakan tangan yang terkuat, misalnya tangan kanan. Memegang peluru diletakan di pangkal jari dan peluru tidak mengenai bagian dalam telapak tangan.

b.        Cara meletakkan peluru
Sebenarnya peluru itu tidak benar-benar diletakkan diatas bahu (pundak), tetapi agak turun kedepan melekat pada pangkal leher. Bagain peluru yang terletak antara ibu jari dan jari telunjuk sedikit melekat pada tulang selangka (clavicul) sedang peluru bagian atas menempel pada pangkal dagu (rahang bawah). Pada posisi itu siku dibuka tidak lebih dari 90.

c.       Posisi kaki di buka selebar bahu.


2.      Tahap Awalan
Dalam tahap ini berhubungan dengan macam-macam “Gaya Tolak Peluru” yaitu ada Gaya O’Brain (Membelakangi Arah Tolakan) dan Gaya Ortodok (Menyamping Arah Tolakan).
Atlet mengambil sikap awal Gaya O’brain, berdiri membelakangi arah tolakan dan berat badan di atas kaki kanan. Membungkukkan badan angkat kaki kiri ke atas dan posisi tangan kiri tergantung lemas kebawah. Kemudian, satukan kedua kaki dengan kaki kiri sedikit di tekuk dan menekukan kaki kanan dengan posisi tubuh tetap membungkuk.
Sedangkan Gaya Ortodok, atlet mengambil sikap awal berdiri menyamping arah tolakan dan berat badan di atas kaki kanan. Kemudian, membungkukkan badan dengan menyatukan kedua kaki dengan kaki kiri sedikit di tekuk menekukan kaki kanan dengan posisi tubuh tetap membungkuk.
3.      Tahap Pergeseran (Melecut)
Setelah menekukkan kaki, sikap pergeseran dengan Gaya O’brain dilanjutkan dengan melucutkan kaki kiri kebelakang (arah tolakan)  dengan posisi badan tetap membungkuk sehingga badan terbawa sedikit menggeser, dengan posisi kaki kanan tetap menekuk dan sedikit menjinjit, dan posisi kaki kiri lurus dan sedikit menjinjit.
Sedangkan sikap pergeseran dengan Gaya Ortodok, setelah menekuk dengan melecutkan kaki kiri ke samping dengan posisi badan tetap membungkuk sehingga badan terbawa sedikit menggeser, dengan posisi kaki kanan tetap menekuk dan sedikit menjinjit, dan posisi kaki kiri lurus dan sedikit menjinjit.
4.      Tahap Putaran
Tahap ini dengan Gaya O’brain, dilanjutkan dengan menjadikan kaki kanan sebagai poros dan kaki kanan tetap menekuk. Kemudian memutarkan kaki kanan 180, sehingga badan ikut berputar dan posisi badan dengan dada membusung dan berat badan bertumpu pada kaki kanan, sehingga badan berputar 180 menghadap ke arah tolakan. Posisi tangan kiri mengikuti pergerakan.
Sedangkan Gaya Ortodok, dilanjutkan dengan menjadikan kaki kanan sebagai poros dan kaki kanan tetap menekuk. Kemudian memutarkan kaki kanan 90, sehingga badan ikut berputar dan posisi badan dengan dada membusung dan berat badan bertumpu pada kaki kanan, sehingga badan berputar 90 menghadap ke arah tolakan.Posisi tanagan kiri mengikuti pergerakan.
5.      Tahap Tolakan Peluru dan Akhiran
Tahap ini dengan Gaya O’brain dan Gaya Ortodok, dilanjutkan ketika berat badan bertumpu pada kaki kanan, maka kaki kanan ditolakan sekuat mungkin dan saat peluru dari pangkal leher akan terlepas sendiri disebabkan oleh putaran badan. Pada saat itulah peluru didorong sekuat mungkin, dan secepat mungkin kaki kiri diganti oleh kaki kanan menjadi posisi kaki kiri di belakang. Jadi kaki kanan sebagai tumpuan dan kaki kiri sebagai penyeimbang badan supaya tidak keluar lapang. Posisi badan dibusungkan dan kepala tidak melihat kearah tolakan peluru.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, bahwa Tolak Peluru merupakan salah satu cabang olahraga athletik nomor lempar yang yang bisa untuk putra dan putri dengan induk organisasi olahraga tolak peluru dibawah IAAF yaitu International Amateur Atlhetic Federation (Induk Organisasi Atletik Internasional).
Cabang olahraga tolak peluru bisa menggunakan dua gaya yaitu gaya o’brain dan gaya ortodok yang memiliki tahap-tahapan untuk melakukan tolakan pada peluru dan memiliki aturan-aturan yang sudah di sahkan. Dalam olahraga ini bahwa tubuh dan kekekaran atlit mempengaruhi dalam tolakan peluru.

DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Heri dan Iwan Soejarwo. 2003. Bentuk Bentuk Latihan Cabang Olahraga Atletik. Tasikmalaya: PJKR FKIP UNSIL
Sudjarwo, Iwan dan Deni Setiawan. 2016. ATLETIK. Tasikmalaya: PJKR FKIP UNSIL
Hasan, B. 1993. IAAF Level 1 Teknik-Teknik Atletik dan Tahap-Tahap Mengajarkan. Jakarta : PASI
Purnama. 2015. Nomor Lempar. [online]. Tersedian: http://www.aak-share.com/2015/04/nomor-lempar.html [3 Maret 2017]
Purnama. 2015. Macam-Macam Gaya Pada Tolak Peluru. [online]. http://www.volimaniak.com/2015/10/macam-macam-gaya-pada-tolak-peluru.html [3  Maret 2017]